BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Makalah
Permasalahan
ketenagakerjaan secara langsung maupun tidak langsung salah menyebabkan
timbulnya pengangguran. Hal ini akan berkaitan dengan masalah-masalah lainnya
seperti ketidakmerataan pendapatan, kemiskinan, perlambatan pertumbuhan
ekonomi, urbanisasi, dan instabilitas politik (Siti Martiah,2017: 76). Semua
ini secara intuitif tampaknya telah dipahami oleh para pengambil kebijakan.
Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesempatan kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran yang
berimplikasi terhadap lambatnya laju pertumbuhan ekonomi, mengingat semakin
meningkatnya jumlah angkatan kerja baru yang memasuki pasar kerja.
Sedangkan
penciptaan wirausaha (entrepreneur) menjadi alternatif solusi atas berbagai
masalah di masyarakat seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial, meningkatnya
pengangguran usia produktif dan menipisnya cadangan pasokan energi, yang
kesemuanya menuntut adanya tindakan kreatif dan inovatif. Jiwa kewirausahaan
bukan hanya sebatas kecerdasan akademik dan keterampilan menghasilkan produk
tetapi juga jiwa dinamis dalam menangkap tantangan dan resiko kemudian
mengubahnya menjadi peluang dan potensi pertumbuhan (Soegoto 2009, dalam Herwin
Moppangga, 2015).
Lebih
lanjut dikemukakan bahwa entrepreneur mulai berkembang bukan hanya berdasarkan
pada imitasi belaka, melainkan sudah mengikuti pada tiga tahapan spektrum,
yaitu spectrum invensi, inovasi serta imitasi. Spektrum invensi merupakan
tataran entrepreneur yang paling tinggi, setelah inovasi dan imitasi dimana
pada spectrum imitasi pelaku bisnis hanya mendasarkan pada meniru produk atau
bisnis yang sudah ada untuk mendapatkan bagian pasar dari produk tersebut.
Sementara spectrum inovasi dimaknai sebagai kegiatan berentrepreneur dengan
sentuhan-sentuhan perubahan pada berbagai aspek, sehingga menimbulkan nilai baru. Bahkan pandangan
yang dikemukakan Bryd & Brown (2003) dalam (Siti Martiah, 2017:76) bahwa
inovasi bisa dilakukan secara incremental maupun radikal. Spektrum akhir adalah
invention atau menemukan sesuatu yang baru yang benar-benar belum diketemukan.
Untuk
meningkatkan minat berwirausaha/entrepreneur salah satunya adalah dengan
meningkatkan pemahaman dan minat masyarakat terhadap bidang wirausaha. Kegiatan
wirausaha harus didorong dengan keberanian dan keuletan serta tekad yang kuat,
karena berwirausaha pada dasarnya berhimpitan dengan ketidakpastian, dalam hal
keberhasilan maupun kegagalan. Karena hanya dengan menggeluti usaha secara
penuh keberanian dan beresiko tinggi maka usaha akan tumbuh berkembang. Untuk
itu Technopreneur adalah salah satu bagian dari perkembangan berwirausaha
(entrepreneur) memberikan gambaran berwirausaha dengan menggunakan inovasi
basis technologi. Konsep technopreneur didasarkan pada basis tekhnologi yang
dijadikan sebagai alat berwirausaha, misalnya munculnya bisnis aplikasi online,
bisnis security system, dsb.
Entrepreneurship atau kewirausahaan adalah sebuah tema
yang cukup menarik untuk dibicarakan dan coba ditekuni oleh beberapa orang
karena menjanjikan sebuah kesuksesan karir dan finansial bagi yang berhasil
menjalaninya. Di Indonesia, pembicaraan mengenai entrepreneurship semakin
sering terdengar dalam beberapa tahun terakhir ini antara lain dipicu oleh
suksesnya penjualan buku “Rich-Dad-Poor-Dad” karangan Robert Kiyosaki
yang secara eksplisit menyarankan kepada pembacanya untuk beriwirausaha
sebagai bagian untuk memperoleh kebebasan finansial. Bahkan beberapa pemuda
bertutur bahwa mereka ingin menjadi wirausaha dengan mendirikan perusahaan dan
memperoleh kebebasan finansial seperti yang disarankan oleh Kiyosaki tanpa
menghiraukan bidang apa yang akan mereka terjuni dan hambatan apa saja yang
akan mereka temui dalam berwirausaha.
Di samping itu, dunia Teknologi Informasi (IT) adalah
sebuah dunia usaha dan teknologi yang paling banyak menghasilkan enterpreneur
yang sukses baik secara bisnis maupun keuangan. Nama-nama seperti
Hewlet-Packard, Bill Gates, Lerry Elison, Steve Jobs, dan Michael Dell merupakan
nama-nama pendiri perusahaan bidang Teknologi Informasi, dan merupakan
entrepreneur murni karena mereka memulai usaha yang baru sama sekali dan di
usia yang cukup muda. Melihat kondisi inilah maka tidak heran kalau banyak
sekali enterpreneur yang ingin mendirikan usaha dalam bidang IT, bahkan di era
dot-com, hampir semua entrepreneur berusaha mendirikan perusahaan dot-com.
Seiring dengan berlalunya era dot-com dan dengan jatuhnya banyak perusahaan
dot-com, tetap tidak mengurangi semangat para entrepreneur muda untuk mencoba
peruntungan mereka dalam dunia IT ini.
Maka dari itu dalam tulisan ini akan dipaparkan
mengenai hal-hal umum yang menyangkut seputar technopreneurship dan sudah
sejauh mana perkembangannya.
Dokumen selangkapnya dapat klik berikut : Makalah Technopreneurship: Menggabungkan Teknologi dan Kewirausahaan dalam Era Digital
Anda dapat melihat dan kunjungi juga halaman dokumen saya klik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukan Komentar Anda pada kolom yang sudah disediakan.